Nama :
Gunawan Efendi
Nim :
150321100029
Mata Kuliah : Agribisnis Peternakan
PEMASARAN DAN DISTRIBUSI PRODUK
PETERNKAN
A. Pengertian
Tataniaga
Produksi adalah
suatu proses pembuatan barang atau
jasa. konsumsi adalah suatu proses penggunaan dari barang atau
jasa tersebut. Tata niaga berada di antara faktor
produksi dan konsumsi yang merupakan penghubung kedua faktor tersebut. Tata
niaga merupakan konsep sistem pertukaran (an exchange system) yang akan
mengkoordinasikan antara “apa yang diproduksi” (what is produced) dengan
“apa yang diminta” (what is demanded).
Kohls dan Downey (1972) serta Dahl dan Hammond
(1977) mendefinisikan bahwa proses
tata niaga terjadi
setelah proses produksi selesai. Sehingga proses tata niaga
mulai terjadi di pintu usaha tani atau usaha ternaknya, dan saat ini terjadi
pemindahan kepemilikan untuk pertama kalinya (the first transfer of
ownership). Akan tetapi, dari definisi ini sulit untuk membedakan konsep
produksi dari tata niaga. Selanjutnya Breimjer (1976) menyatakan bahwa tata
niaga merupakan proses pertukaran (exchange). Selain itu, juga sebagai
segala sesuatu yang terjadi di antara produsen-konsumen. Sedangkan Philips
(1968) secara spesifik mendefinisikan tata niaga sebagai usaha untuk
mengumpulkan informasi dan komunikasi (information gathering and
communication). Tataniaga oleh Purcell (1979) sebagai gugus dari
komponen-komponen aktivitas tingkah laku (behavioural) dan ekonomik (economic),
yang mengkoordinasikan semua aktivitas ekonomik dari setiap tingkatan perlakuan
mulai dari titik produsen sampai ke titik konsumen.
Definisi tata niaga dalam arti luas adalah gugus
dari komponen aktivitas tingkah
laku dan ekonomik.
Komponen-komponen tersebut
mengkoordi- nasikan aktivitas ekonomik dari setiap tingkatan perlakuan
mulai dari produsen sampai dengan konsumen. Dengan demikian, pada setiap
tingkatan terdapat mata rantai yang akan mengalirkan barang atau jasa dari
titik produsen sampai ke titik konsumen.
Gambar 1
a) Produksi
Kegiatan produksi peternakan dilakukan oleh
peternak yang memelihara ternak. Lokasi peternakan tidak berada satu wilayah
tetapi dapat tersebar di mana-mana. Skala ternak yang dipeliharanya bervariasi
dari mulai jumlah sedikit sampai banyak. Jenis ternak yang dipelihara pun
beragam. Demikian juga waktu pasca atau penjualan ternaknya tidak sama.
b) Pengumpulan (Assembly)
Aktivitas atau kegiatan pengumpulan dilakukan oleh
perorangan ataupun lembaga sebagai badan
usaha. Belantik ataupun
Patok (istilah di
Jawa Tengah dan Jawa Timur), bertindak sebagai pengumpul sapi potong
dari peternak yang menjual sapinya. Belantik membawa sapi ke pasar hewan
tingkat desa atau kecamatan. Kemudian dilakukan pengumpulan oleh pedagang
pengumpul di tingkat kabupaten.
c) Pemrosesan (Processing)
Adanya
perkembangan teknologi hasil
pertanian ataupun peternakan serta perkembangan waktu dan
selera konsumen menyebabkan terjadinya perkembangan dalam industri pemrosesan
hasil pertanian atau peternakan. Selain dalam bentuk daging sapi segar, saat
ini kita dapat memperoleh daging sapi dalam bentuk beku. Daging sapi beku
dipotong sesuai potongan standar seperti daging has (sirloin), daging
lamusin (caberoll), dan daging iga (rib meat), sehingga dapat
disesuaikan dengan jenis olahan yang akan dibuat.
d) Pedagang Besar (Whole Selling)
Hasil-hasil industri pengolahan produk peternakan
dari industri pengolahan biasanya ditangani lebih lanjut oleh pedagang besar (whole
selling). Pedagang besar mendistribusikan produk hasil peternakan kepada
subdistributor ataupun agen sebagai grosir. Cakupan jaringan distribusi dapat
berupa skala regional ataupun nasional.
e) Pengecer (Retailing)
Subdistributor, agen ataupun grosir
mendistribusikan produk peternakan ke
pengecer. Saat ini di kota-kota
besar berkembang kegiatan
tingkat pengecer yang modern, seperti supermarket dan hypermarket
yang cukup bersaing dengan para pedagang pengecer tradisional karena
memiliki sarana dan fasilitas yang lebih baik dan modern.
f) Konsumsi (Consumption)
Konsumen adalah
perorangan atau kelompok orang yang akan menggunakan produk yang dihasilkan.
Ada beberapa penggolongan konsumen, yaitu:
- Konsumen langsung dan konsumen tidak langsung;
- Konsumen rumah tangga dan konsumen lembaga;
Konsumen akhir dan konsumen dengan perantara.
B. Manfaat
Tata Niaga
Manfaat Tata Niaga bagi
Produsen:
- Merencanakan pembelian sarana
produksi peternakan (sapronak) sehingga memperoleh kemudahan dan keuntungan dengan mengikuti sistem tata niaga tersebut;
- Mengarahkan produksi dan
penjualan hasil produknya
sehingga mendapat keuntungan yang layak dari kesempatan peran tersebut;
- Merencanakan investasi dan mengambil keputusan dalam usahanya.
- mengarahkan keputusan-keputusannya dalam hal: komoditi (produk) yang
akan diproduksi, sesuai dengan keinginan dan kegunaan konsumen yang berbeda, penentuan
waktu dan tempat dalam pembelian input produksi/sapronak, penentuan waktu dan
tempat penjualan hasil produksinya, partisipasi yang
diberikan terhadap tata
niaga sebagai individu/ perorangan ataupun anggota
masyarakat.
Manfaat Tata Niaga bagi
Lembaga Niaga Perantara:
- Merencanakan dan menentukan
tempat serta waktu
pembelian atau penjualan produk
yang diperdagangkannya.
- Menentukan kebijakan dalam pembiayaan perkreditan untuk modal kerja
atau investasi.
- Memperlancar proses tata
niaga, misalnya memenuhi
permintaan konsumen dalam waktu, tempat, jumlah, dan kualitas serta
harga yang sesuai.
Manfaat Tata Niaga bagi
Konsumen:
- Memilih dan menentukan pembelian
sejumlah produk berdasarkan
jenis/macam, kualitas produk, tempat pembelian, harga dan waktu
yang diinginkan konsumen.
Manfaat Tata Niaga bagi
Pemerintah:
- Merencanakan program pengembangan produksi;
- Mengimplementasikan program peningkatan produksi;
- Merumuskan kebijakan harga;
- Melakukan proyeksi permintaan
dan penawaran suatu
perkembangan harga.
C.
Tahap
Perkembangan Ekonomi
Tahap perkembangan ekonomi Menurut Fredrich List
ditinjau dari historis masyarakat yaitu sebagai berikut:
1) Tahap Savagery
Tahap dimana
manusia melakukan perburuan
atau pengumpulan barang yang terdapat di
alam. Misal: perburuan binatang dan penebangan pohon di hutan.
2) Tahap Postural Life
Tahap dimana manusia melakukan pengumpulan barang
dengan berburu secara pasif dan juga mulai melakukan usaha memproduksi tanaman
pangan seperti umbi-umbian.
3) Tahap Agriculture
Tahap dimana
manusia sudah melakukan
kegiatan memproduksi dan memelihara
bahan pangan.
4) Tahap Agriculture dan Manufacture
Tahap
dimana manusia sudah melakukan kegiatan atau usaha bidang pertanian dan usaha
bidang industri.
5) Tahap Agriculture, Manufacture,
dan Trade
Selain
adanya perkembangan usaha-usaha di bidang pertanian dan industri, maka
berkembang kegiatan perdagangan.
Sedangkan
menurut Hildebrant, ditinjau dari daerah hubungan kegiatan ekonomi:
1) Tahap Barter Economy atau
perekonomian natura.
Pada
tahap ini kegiatan ekonomi yang dilakukan adalah tukar menukar (barter) atas
kepemilikan barang yang satu dengan barang yang lainnya.
2) Tahap Money Economy atau perekonomian
memakai uang.
Pada tahap
ini pertukaran yang dilakukan dengan cara menukar barang dengan suatu nilai tertentu
yang sudah disetarakan dalam bentuk nilai uang.
3) Tahap Credit Economic atau
perekonomian kredit.
Pada
tahap ini selain sudah dilakukan pertukaran barang dengan suatu nilai dalam
bentuk uang, juga sudah adanya kegiatan kelembagaan keuangan.
Namun
menurut Karl Bucher, ditinjau dari jarak yang ditempuh barang dari titik
konsumen ke titik produsen:
1) Tahap Independent Domestic Economy
Tahap
dimana terdapat usaha produksi untuk keperluan sendiri dan tidak terdapat tukar
menukar barang.
2) Tahap Town Economy
Tahap dimana
terdapat usaha produksi
dan pertukaran barang dagangan antara produsen dan konsumen.
3) Tahap National Economy
Tahap
dimana terdapat usaha produksi dan pertukaran barang secara besar-besaran dan
tersebar secara luas.
Sehingga
secara umum ada dua tahap perkembangan ekonomi yaitu:
1) Tahap Domestic Economy
Tahap
dimana terdapat kegiatan memproduksi barang untuk keperluan sendiri dan tidak
terjadi pertukaran. Kegiatan ekonomi antara produsen dan konsumen tidak dapat
dibedakan, artinya proses produksi dengan proses konsumsi bersatu.
2) Tahap Market Economy
Tahap
dimana terdapat kegiatan memproduksi dan terjadi pertukaran barang. Pada tahap
ini terlihat pula kegiatan produksi dengan kegiatan konsumsi.
D. Produktivitas Tata Niaga
-
Nilai
guna bentuk (form utility);
-
Nilai
guna tempat (place utility;.
-
Nilai
guna waktu (time utility);
-
Nilai
guna pemilikan (ownership or possesion utility).
yes
BalasHapus